Selasa, 01 September 2015

Resep Onde-onde

ONDE –ONDE

Bahan Kulit :
150      gram     gula Pasir
1          sdt        garam
75        ml         air hangat
250      gram     tepung ketan
½         bks       vanili
40        gram     tepung beras

Bahan Isi
50        gram     gula pasir
½         bks       vanili
100      gram     kacang hijau
½         sdt        garam

Bahan Lainnya
Wijen
Air Dingin
Minyak goreng

Cara membuat:
Isian :
  1. Rendam kacang hijau 3 jam, lalu bersihkan
  2. Kukus kacang hijau hingga empuk
  3. haluskan bersama bahan isian lainnya

Onde-onde :
  1. Campur semua bahan kulit
  2. Ambil adonan, pipihkan, dan bentuk cekung
  3. Isi dengan bahan isian dan tutup kembali bentuk bulat.
  4. Celupkan kedalam air dingin, gulingkan pada taburan wijen hingga merata
  5. Panaskan minyak goreng, goreng hingga mengapung.


Sabtu, 24 November 2012

Ceriping bonggol pisang

VIVAnews - Pohon pisang selama ini hanya dimanfaatkan dari buahnya untuk dikonsumsi langsung maupun diolah menjadi makanan lainnya seperti ceriping pisang, dodol pisang ataupun selai pisang. Sedangkan batang pisang hingga bonggol pisangnya dibuang begitu saja.

Namun, di tangan ibu-ibu warga Dusun Paliyan, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bonggol pisang yang sama sekali tak berguna diolah kembali menjadi makanan yang punya nilai ekonomis tinggi karena diolah menjadi ceriping bonggol pisang yang rasanya tak kalah dengan ceriping dari buah pisangnya.

Awal warga melakukan pembuatan ceriping dari bonggol pisang dilakukan pada 2008 dan bonggol pisang yang digunakan adalah bonggol pisang kepok, karena pisang jenis lain rasanya kurang nikmat.

"Tadinya kita hanya coba-coba untuk mengolah bonggol pisang, ternyata setelah diolah menjadi ceriping cukup enak. Di jaman penjajahan dulu, bonggol pisang juga dimanfaatkan untuk dimakan," kata Tasminah salah seorang perajin keripik debok pisang dari Dusun Paliyan Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, DIY, saat ditemui VIVAnews.

Menurutnya, untuk membuat untuk membuat 15 kilogram ceriping bonggol pisang dibutuhkan tiga hingga empat bonggol pisang. "Untuk bahan bonggol pisang diperoleh dari warga sekitar, karena masih banyak yang menanam pohon pisang kepok," ujarnya.

Harga setiap kilogram ceriping bonggol pisang dipasaran dijual dalam kisaran Rp60.000 per kilogramnya. "Pemasaran sendiri sudah sampai di luar pulau Jawa dan telah masuk ke supermarket di wilayah Yogyakarta," jelasnya.

Proses pengolahan bonggol pisang cukup mudah. Bonggol pisang dipisahkan dari batang pisang, kemudian dibersihkan. Tahap selanjutnya, bonggol pisang yang telah bersih dipotong-potong di atas nampan yang berisi air agar potongan bonggol pisang saat dipotong jatuh ke air agar tidak berwarna potongan bonggol pisangnya.

Setelah itu, potongan bonggol pisang diangin-anginkan. Setelah, cukup kering potongan bonggol pisang diberi bumbu dan langsung digoreng. "Rasa dari ceriping bonggol pisang berbeda-beda sesuai dengan selera pemesan," tambah Kurnia Dwi Lestari, pembina Kelompok, Suka Maju Dusun Paliyan, Desa Sidomulyo.

Menurutnya, di Dusun Paliyan terdapat sekitar 20 perajin ceriping yang berbahan dasar pohon pisang. Setiap perajin mampu menghasilkan lima kilogram dengan berbagai macam produk ceriping berbahan dasar pohon pisang. "Bahkan, kita sudah bisa membuat inovasi baru dari buah pisang yang kecil-kecil diolah menjadi kopi atau kopi pisang," jelasnya.

Manfaatkan Internet

Untuk pemasaran, tambahnya, selain dengan cara konvensional juga menggunakan pemasaran secara daring (online) dengan membuka situs yang dimiliki oleh kelompok perajin Suka Maju.

"Berapa pun pesanan kita siap untuk memenuhinya, karena jika di kelompok Suka Maju tak sanggup memenuhi permintaan kita bisa memasan produk dari kelompok lain di Desa Sidomulyo ini," paparnya.

Produk makanan dari kelompok Suka Maju ini juga telah mengantongi izin dari dinas Kesehatan Bantul, sehingga dijamin makannya tidak berbahaya jika dikonsumsi. "Yang jelas, makanan yang kita produksi juga halal 100 persen," tuturnya. (ren)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Senin, 22 Oktober 2012

Bisnis belut sangat menjanjikan


Bisnis belut sangat menjanjikan

Bisnis belut di Indonesia sekarang sudah banyak digemari orang, baik sebagai pekerjaan tetap atau usaha sampingan. Memang, pembudidayaan belut tidak bisa dikatakan mudah. Namun, karena permintaan pasar yang tinggi, menjanjkan keuntungan yang lumayan. Salah seorang petani belut di Semen, Kabupaten Kediri, Kismanto mengungkapkan bahwa budidaya belut beresiko tinggi, namun yang diperlukan hanyalah kegigihan dan pantang menyerah. Kismanto, yang dulunya bermaksud membudidayakn ikan lele, sekarang malah beternak belut dan usahanya masih berjalan sampai sekarang.

Bisnis belut yang dikembangkan oleh Kismanto dimulai ketika banyaknya permintaan belut di pasar. Harga belut di musim kemarau sangat tinggi tapi di musim penghujan bisa turun drastis. Usaha kecil Kismanto memiliki modal awal hanya Rp.2,5 juta dan cara pembudidayaannya dia dapat dari buku yang dia beli. Dari buku yang dia baca, dia berhasil menyediakan belut siap konsumsi. Namun, cerita itu berbeda dengan Novi dari Bogor. Dia berhasil melakukan pengadaan dan pembenihan belut. Dia mengatakan, bisnis rumahan yang dia jalani belum banyak karena umumnya benih berasal dari tangkapan alam.


Bisnis Lele


Bisnis lele yang murah dan keuntungan meriah

Bisnis lele sudah membumi, semua kalangan masyarakat dari pedesaan higgan perkotaan pasti familiar dengan yang namanya iklan lele. Dengan meningktnya permintaan ikan lele di pasaran karena menjamurnya warung makan dengan menu lele, usaha lele sangat menjanjikan. Di samping itu, budidaya ikan lele tidak memerlukan biaya yang banyak dan hemat air. Nah, kalau Anda tertarik dengan ternak lele, Anda perlu memulai saat ini.

Bisnis lele sebenarnya bervarisasi, tidak hanya menyediakan lele siap konsumsi. Akan tetapi Anda bisamengembangkan bisnis pemibibitan ikan lele, penyedia benih atau pendeder (sekitar 5-7cm). Kemudian benih lele siap dibesarkan di kolam-kolam oleh petani lele. Anda juga bisa berbisnis lele pasca panen dengan memasokkan ke rumah-rumah makan. Kalau kita lihat ada banyak peluang bisnis dari ikan lele ini. Anda juga bisa memilih jenis ikan lelenya. Tidak hanya budidaya lele, Anda juga bisa mengolajh ikan lele menjadi berbagai macam makanan seperti pecel lele, bumbu rujak, botok lele, lele goreng tepung, kerupuk lele, abon lele dan masih banyak lagi.

Kamis, 18 Oktober 2012

Pengusaha hiasan kerang

VIVAnews - Bosan menjadi karyawan di pabrik furnitur, Mulyadi terus memutar otak agar bisa usaha sendiri. Tapi, cita-citanya belum tercapai juga.

Hingga suatu saat, pada 2005, ia berjalan-jalan di sekitar pantai di dekat kota Jepara, Jawa Tengah. Ia melihat bekas kerang berserak hanya menjadi sampah. Sampai di rumah, ia terus memutar otak. Akhirnya, didapat ide membuat hiasan lampu dengan cangkang kerang.

Dia pun merangkai cangkang dengan memotong dan menggergaji agar sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Cangkang dilapisi powder coating agar terlihat mengkilap dan bertekstur keras. Kemudian direkatkan dan dibentuk layaknya tutup lampu.

Saat pembuatan, Mulyadi tak menuai kendala. Maklum saja, ia sudah lama menjadi kuli di satu pabrik furnitur di desanya. Namun, saat pemasaran perdana, ia bingung. "Saya memilih menitipkan ke toko-toko," kata Mulyadi bercerita kepada VIVAnews.

Sepekan-dua pekan tak ada kabar. Entah laku atau tidak. Baru setelah sebulan ia dapat telepon, ada pedagang yang memesan satu kontainer produknya. "Saya bingung minta ampun. Satu kontainer itu ratusan tutup lampu," kata Mulyadi, mengenang.

Lalu, ia pun menyanggupi. Ia mencari tetangga-tetangganya untuk membantu pesanannya. Sebagian mencari cangkang kerang, sebagian lagi mengolahnya.

Ia membutuhkan banyak orang, karena satu lampu bisa memakan waktu lima hari bila dikerjakan satu orang. Cukup lama untuk ukuran hiasan. Tapi, keyakinan dan kerja kerasnya, ia bisa menyelesaikan pesanan itu.

Setelah mendapat pesanan itu, nasib Mulyadi berubah. Ia memilih tak bekerja sebagai karyawan lagi. Ia menekuni bisnis barunya ini. Modal sudah ia dapat dari pesanan satu kontainer itu.

Tak berhenti di hiasan lampu. Mulyadi juga terus berkreasi ke hiasan meja, cermin, dan hiasan lain. Semua berbahan dasar kerang, bahan yang jadi sampah di kotanya.

Hingga pada 2008, ia berkesempatan mengekspor produknya. Kini hiasan kerangnya sudah dikirim ke Amerika, India, Korea Selatan, dan sejumlah negara lain.

Mulyadi pun sudah memiliki 50 karyawan dan memiliki tiga gerai, salah satunya di kawasan elite Gandaria City, Jakarta. Dengan membanderol hiasan Rp200 ribu-Rp3 juta, Mulyadi bisa mendapat untung Rp20-30 juta sebulan. (art)

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sabtu, 13 Oktober 2012

Jasa Cuci Helm

Mencuci helm merupakan hal yang mungkin dianggap sepele. Namun jika dikerjakan sendiri membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Nah, disini kejelian kita melihat sebagian orang yang sungkan untuk memcuci helmnya sendiri bisa menjadi peluang usaha.

kalau untuk mencuci helm secara manual begini :

Jamur Kardus



Cara pengolahan jamur kardus sangat singkat, hanya dengan disobek-sobek, direndam dengan air kapur selama 5 hari. Kardus siap di masukkan ke dalam kumbung atau rak. (tidak perlu dikomposkan seperti jamur merang dengan media jerami). Produksi rata-rata bisa mencapai 6-7 kg, bahkan lebih, asalkan mengacu pada kunci keberhasilan produksi. Jamur yang dihasilkan lebih kenyal, aromanya wangi, warna lebih putih.